Sedangku duduk berepilog keseorangan
Ku terdengar puisi indah berkumandang
Menusuk jiwaku bagai keris berdendangan
Di saat itu juga mata kita bertentangan
Persis pujangga cinta hasil rekaan novela
Kau melangkah ke arah ku dan aku terlena
Dan disebalik langsir segalanya mula kabur
Bila ucapan cinta manis mu mula dilacur
Dengan pembohongan yang tak bisa dileburkan
Kau rakus dan semuanya bagai satu kerelaan
Kemudiannya alam maya mula menghantui realiti
Segalanya musnah, tak sanggup lagi ditatapi
Dan di suatu senja itu ku rasa gelap
Mata ku dan seluruh duniaku pun terlelap
Kesenyapan ini kemudian berbisik bagai gelas yang pecah
Maka disini dimatikan sudah satu kisah
-PRK-
No comments:
Post a Comment