Kopi ku bancuh, ku hirup di pagi hari
Sambil ku perhatikan dirimu sedang beraksi
Kau bagaikan pendekar impian di dalam mimpi
Caramu berbicara memeriahkan emosi
Ku jatuh cinta bukan kerna rupa wajah mu
Bukan juga sebesar kotak wang ringgit mu
Ku cuma senang hati dengan pemikiran mu
Jauh kau memandang setinggi gunung Kinabalu
Awan berbisik sesama sendiri bila kau tiada
Membuat ku resah, berbicara tanpa suara
Kasih, kau membuatkan diriku merana
Namun mungkin itu semua dugaan beta
Laksaman pena ku, biarlah disini saja
Sampai masanya nanti kita kan bertemu juga
Perasaan ini ku tahu akan kekal
Mungkin bukan sekarang, tetapi ku harus cekal
-PRK-
No comments:
Post a Comment